LDII-BMS/BANYUMAS―”Gerakan-gerakan
radikal berbaju agama telah masuk di Kabupaten Banyumas”. Demikian ungkap Dr KH
M Roqib MAg, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Banyumas saat
menjadi salah satu narasumber pada Seminar Waspada Gerakan Radikal Berbaju
Agama, Selasa (9/12) di Aula Ponpes Roudlotul Qur’an Sirau, Kemranjen Banyumas.
Dia meminta warga Banyumas untuk mewaspadai gerakan-gerakan yang meskipun
berkedok agama, motifnya seringkali bukan soal agama tersebut.
Roqib mencontohkan,
dari berbagai penangkapan yang dilakukan oleh pihak yang berwajib terhadap
orang-orang yang diduga sebagai anggota-anggota gerakan Islam radikal atau
teroris di Banyumas, diketahui orang-orang yang ditangkap rata-rata adalah anak
muda yang kefahaman agamanya relatif masih rendah, dan mengalami kesulitan
ekonomi. Oleh karenanya, solusi agar umat Islam dan agama lainnya tidak
terpengaruh dengan gerakan-gerakan ini adalah dengan terus meningkatkan
kepahaman terhadap ajaran-ajaran agama masing-masing.
Di akhir paparannya Kyai
Roqib, yang baru saja terpilih kembali memimpin FKUB untuk periode sampai tahun
2018 menjelaskan, tokoh-tokoh lintas agama di Kabupaten Banyumas terus berupaya
untuk mewujudkan kerukunan, kekompakan dan persatuan kesatuan yang sangat
penting untuk menciptakan suasana damai sehingga dapat meminimalisir
pengaruh-pengaruh gerakan radikal berbaju agama, salah satunya dengan membentuk
Forum Guyub Rukun Banyumas sebagai bagian dari kegiatan FKUB, yang anggotanya
semua elemen agama.
Narasumber kedua, KH
Miftahussurur Lc yang juga pendiri dan ketua pertama FKUB Banyumas menjelaskan,
kunci untuk menangkal gerakan-gerakan radikal ini adalah dengan mengupayakan
persatuan antar agama-agama yang ada. Hal ini kata Kyai Miftah, harus diawali
dengan usaha masing-masing umat untuk medalami secara mendetail ajaran agama
masing-masing. Dalam hal ini diperlukan fanatisme beragama dalam arti yang luas
dan benar, bukan fanatisme yang sempit dan salah, yang justru akan memecah
belah umat.
Selanjutnya perlu
diciptakan masyarakat-masyarakat iman, yaitu masyarakat yang didasari dengan keimanan
dan aturan-aturan Tuhan, juga masyarakat Rabbani, yaitu masyarakat yang berdiri
di atas kepercayaan-kepercayaan yang benar dan keyakinan-keyakinan terhadap
ajaran-ajaran Tuhan. Semua itu kata Kyai Miftah, bermuara pada terwujudnya
toleransi yang baik, sehingga dapat tercipta persatuan dan kesatuan umat yang
kuat.
Proxy War
Sementara Komandan Korem
071/Wijayakusuma, Kol Inf Edison SE MM yang menyampaikan materi utama seminar
mengingatkan tentang pentingnya komunikasi yang baik antar umat beragama di
Kabupaten Banyumas. Banyak persoalan, menurutnya, yang terjadi akibat tidak
terciptanya komunikasi yang baik, atau adanya praktek-praktek komunikasi yang
salah.
Selanjutnya Edison
menyampaikan materi tentang Proxy War, yaitu perang dimana salah satu
pihak yang terlibat menggunakan pihak ketiga untuk menyerang lawannya. Inilah
menurutnya yang terjadi dengan adanya gerakan-gerakan radikal dan berbagai
pertikaian di dunia sekarang ini, termasuk gerakan ISIS (Islamic State of
Iraq ad Suriah/Negara Islam Irak dan Suriah) yang berpusat di Timur Tengah,
dan sekarang pengaruhnya mulai merambah hingga ke Indonesia.
Gerakan-gerakan radikal
yang muncul di Indonesia, terang Edison, adalah bentuk dari strategi proxy war
yang dilancarkan oleh pihak-pihak tertentu karena adanya kepentingan, baik
secara politis maupun ekonomi. Hal ini disebabkan bagitu menariknya Indonesia,
dengan berbagai potensi yang dimiliki diantaranya jumlah penduduk muslim
terbesar; keanekaragaman suku bangsa, budaya dan wilayah yang luas; letak
geografis yang strategis; tanah yang subur; juga kekayaan alam hayati dan non
hayati, serta kekayaan laut yang melimpah.
Untuk itu Danrem mengajak
kepada seluruh peserta seminar untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan
bangsa, dan memantapkan pemahaman terhadap 4 pilar kebangsaan : Bhineka Tunggal
Ika, Pancasila, UUD 1914 dan Keutuhan NKRI; serta yang tidak kalah penting
meningkatkan kualitas jiwa dengan meningkatkan pemahaman terhadap nilai-nilai
moral dan agama. Hal ini yang dapat dilakukan oleh bangsa Indonesia sehingga kedepan
bisa menjadi agen-agen perubahan kearah yang lebih baik, menuju cita-cita
bangsa Indonesia, dan menangkal pengaruh-pengaruh yang dihembuskan oleh
pihak-pihak asing.
Jika Anda menyukai Artikel atau Berita di website LDII Banyumas, Silahkan
Klik Disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel atau berita terbaru yang terbit di Website DPD LDII Banyumas
Post a Comment